Rabu, Februari 11, 2009

Bahasa Universal

Sebenarnya cahaya dan gelombang EM lainnya merupakan bahasa universal yang kita gunakan berkomunikasi dengan makhluk yang jauh di alam semesta. Walaupun baru sebatas komunikasi satu arah. 'Kisah' tentang keadaan fisik objek langit itu (strukturnya, komposisi kimia, temperatur, dsb.) serta proses fisik yang terjadi (reaksi fusi nuklir, aliran materi, dsb.) diterima oleh para astrofisikawan dalam 'bahasa' gelombang EM tersebut. Tentu saja untuk memahami 'kisah' dalam 'bahasa' gelombang EM itu para astrofisikawan masih memerlukan 'juru bahasa' berupa ilmu fisika, kimia, dan matematika.

Tafakkur tentang alam semesta sungguh mengasikkan bila kita menguasai fisika, kimia dan matematika sebagai 'juru bahasa' dalam memahami cerita makhluk Allah yang amat jauh berupa bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya. Banyak kisah yang bisa kita dengar dari benda-benda langit itu. Siapa bilang bintang-bintang itu bisu. Mereka bercerita dengan bahasa universal, dengan gelombang EM. Embrio-embrio bintang yang masih sangat dingin bercerita dengan gelombang radio. Benda-benda yang sangat panas berkisah dengan sinar-X. Galaksi-galaksi yang berlari menjauh memberi tahu kita dengan pergeseran spektrumnya ke arah merah. Dan banyak kisah lagi bisa kita dengar. Rabbanaa maa kholaqta haadza baathila subhanak --Tuhan kami, tidak Engkau ciptakan semua ini sia-sia, Maha Suci Engkau dari segala cela.
Sayangnya, sebagian besar (mungkin 90% atau lebih) materi di alam semesta tak memancarkan gelombang EM tersebut. Itulah yang dinamakan "dark matter" (materi gelap). Allah tak memberikan cahaya kepada mereka. 'Materi gelap' itu mencakup objek raksasa yang runtuh ke dalam intinya (misalnya Black Hole atau Lubang Hitam yang menyerap semua cahaya), objek seperti bintang namun bermassa kecil hingga tak mampu memantik reaksi nuklir di dalamnya (yaitu objek katai coklat), atau partikel-partikel subelementer.
'Materi gelap' ini ibarat orang bisu. Kita tak dapat mendengar kisah mereka tetapi kita yakin mereka ada dihadapan kita. Kita hanya bisa menangkap isyarat-isyarat yang diberikannya. Isyarat-isyarat tak langsung itulah yang ditangkap oleh para astrofisikawan untuk mendengar kisah "meteri gelap". Isyarat-isyarat itu bisa berupa pancaran sinar-X dari bintang yang berpasangan dengan Black Hole atau dari efek gravitasi pada objek di dekatnya.
Sekedar contoh, inilah cara Black Hole bercerita bahwa dirinya ada. Pancaran sinar-X yang kuat bisa bercerita bahwa di sana ada obyek yang sangat panas. Dengan telaah fisika kemudian diketahui bahwa panas itu terjadi karena ada materi dari suatu bintang yang sedang disedot oleh benda yang kecil bermassa sangat besar yang menjadi pasangannya. Materi yang jatuh pada bidang yang sempit di sekitar benda penyedot itulah menimbulkan panas yang sangat tinggi yang akhirnya memancarkan sinar-X. Dari isyarat-isyarat lainnya disimpulkan bahwa penyebab perpindahan materi itu adalah sebuah Black Hole yang sedang menyedot materi dari bintang pasangannya, seperti teramati pada objek Cygnus X-1.


0 komentar: