Rabu, Februari 11, 2009

"Alam Tidak Berawal?

Walaupun tidak terlalu banyak pendukungnya, beberapa pakar kosmologi dan fisikawan teoritis "menggugat" bahwa alam ada awalnya. Beberapa teori lain menyatakan bahwa tidak ada batas dalam waktu, tidak ada singularitas Big Bang. Ini misalnya dikemukakan oleh Maddox (1989) dan Levy-Leblond(1989) serta dalam buku populer Hawking (1989). Mereka berpendapat bahwa tidak ada batas waktu yang dapat disebut sebagai awal penciptaan alam semesta. Hawking dalam buku "A Brief History of Time" menyebutnya "No-boundary conditions". Model matematis itu menyatakan bahwa alam semesta berhingga ukurannya tetapi tanpa batas dalam ruang dan waktu.
Dengan menggunakan keadaan tak berbatas (no-boundary conditions) ini, Hawking menyatakan bahwa alam semesta mulai hanya dengan keacakan minimum yang memenuhi Prinsip Ketidakpastian. Kemudian alam semesta mulai mengembang dengan pesat. Dengan Prinsip Ketidakpastian ini, dinyatakan bahwa alam semesta tak mungkin sepenuhnya seragam, karena di sana sini pasti didapati ketidakpastian posisi dan kecepatan partikel-partikel. Dalam alam semesta yang sedang mengembang ini kerapatan (density) suatu tempat akan berbeda dengan tempat lainnya. Gravitasi menyebabkan daerah yang berkerapatan tinggi makin lambat mengembang dan mulai memampat (berkontraksi). Pemampatan inilah yang akhirnya membentuk galaksi-galaksi, bintang-bintang, dan semua benda-benda langit.

Berdasarkan model tersebut Hawking menyatakan, "Sejauh anggapan bahwa alam semesta bermula, kita mengganggap ada Sang Pencipta. Tetapi jika alam semesta sesungguhnya ada dengan sendirinya, tak berbatas tak bertepi, tanpa awal dan akhir, lalu di manakah peran Sang Pencipta."
Tentunya bagi ilmuwan Muslim yang penalarannya berdasarkan iman tak mungkin mempertanyakan peran Allah Rabbul'alamin. Kita meyakini bahwa Dia adalah Pencipta semesta ini. Tetapi cara Allah menciptakan alam semesta ini tak mungkin sama dengan apa yang manusia gambarkan sebagai pencipta.
"Tak ada suatu pun yang menyamai-Nya."(Q.S.Al-Ikhlas:4)
Kalau kita cermati penalaran Hawking, dikatakannya bahwa alam mulai hanya dengan "keacakan minimum". Sebenarnya adanya syarat 'keacakan' itu dan berbagai hukum dalam sains (termasuk "Prinsip Ketidakpastian" yang menjadi asal 'keacakan') cukup menjadi bukti bahwa semua itu ada penciptanya, Allah Rabbul'alamin. Allah "bekerja" dengan caranya, yang mungkin tak bisa ditelusur dengan sains

0 komentar: