Rabu, Februari 11, 2009

MENJELAJAH KELUASAN LANGIT MENEMBUS KEDALAMAN AL-QUR'AN

Memikirkan perihal pembentukan, susunan, dan evolusi alam semesta merupakan cara mengenal kekuasaan Allah yang pada gilirannya akan memperkuat aqidah. Di dalam surat Ali Imran 190-191 Allah menunjukkan setidaknya empat ciri yang harus dipunyai seorang Muslim untuk mencapai tingkat ulil albab:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi (:segala fenomena di alam) , dan pergantian malam dan siang (:segala prosesnya), terdapat tanda-tanda bagi para cendekia ('ulil albab'); (yaitu:)

1. mereka yang senantiasa mengingat Allah sambil berdiri, duduk, maupun berbaring (:dalam segala aktivitasnya);
2. dan selalu memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (:tak henti menelaah fenomena alam);
3. (bila dijumpainya suatu kekaguman mereka berkata:) "Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau."
4. (dandengan kesadaran bahwapengembaraan intelektualnya mungkin sesat, mereka senantiasa memohon kepada Allah:) "Dan jauhkanlah kami dari siksa neraka".
Dengan mengacu ayat-ayat tersebut saya mencoba mengajak menjelajah sekilas lintas keluasan langit sambil menembus kedalaman Al-Qur'an. Namun hal penting yang tersirat dari ayat tersebut mengingatkan kita bahwa kemungkinan salah dan sesat dalam pengembaraan ilmiah bisa saja terjadi. Ini juga mengingatkan bahwa kebenaran ilmu relatif. Hingga dalam memahami kebenaran mutlak dalam Al-Qur'an dengan perangkat sains harus kita sadari pula relativitas penafsiran kita. Apalagi dengan mengingat bahwa laju kedaluwarsaan sains saat ini semakin cepat.
Saya mulai dengan mengenali bahasa universal dan menggali hakikat langit. Kemudian menerawang penciptaan alam semesta dan model teoritiknya. Posisi kita di alam raya dan kemungkinan ada tidaknya kehidupan di luar bumi juga akan kita telusuri. Akhirnya tinjauan tentang hari kehancuran semesta.


0 komentar: