Jumat, Januari 23, 2009

ARTI SAHABAT SEJATI

Alangkah indahnya seorang sahabat, yang ketika kita berbuat salah ia menegur dan menasehati, bukan karena rasa benci, namun karena begitu cintanya ia terhadap kita sehingga tak bosan-bosannya mengingatkan akan sebuah kebenaran. Terkadang kita terlupa, termakan oleh egoisme diri, merasa lebih baik, lebih banyak makan asam garam, sehingga menafikan sebuah kebenaran yang sebenarnya datang dari Alloh SWT dan Rosul-Nya lewat lidahnya.





Alangkah indahnya seorang sahabat, yang ketika kita berbuat salah ia menegur dan menasehati, bukan karena rasa benci, namun karena begitu cintanya ia terhadap kita sehingga tak bosan-bosannya mengingatkan akan sebuah kebenaran. Terkadang kita terlupa, termakan oleh egoisme diri, merasa lebih baik, lebih banyak makan asam garam, sehingga menafikan sebuah kebenaran yang sebenarnya datang dari Alloh SWT dan Rosul-Nya lewat lidahnya. Alangkah indahnya seorang sahabat, yang mau ikut menangis bersama, ketika melihat sahabat lainnya jatuh dalam kubangan nista dan dosa, merasa kasihan, bukan kebencian hingga bergetar bibir menahan tangis dan kesedihan, terluka jiwa yang fitrah oleh tajamnya belati hawa nafsu.

Alangkah indahnya petunjuk Rosululloh SAW perihal memilih sahabat. Beliau umpamakan dengan penjual minyak wangi dan pandai besi. Jika berteman dengan penjual minyak wangi, minimal akan mendapat dan mencium wanginya. Berteman dengan seorang pandai besi, bisa-bisa percikan apinya mengenai tubuh dan juga kedapatan bau busuknya. Sungguh beruntung seseorang yang mendapatkan sahabat sejati, yang memuji dibelakangnya dan mengoreksi didepannya.

Suatu hari Rasulullah SAW bertanya kepada para Sahabat, “Siapakah makhluk Allah yang paling ajaib imannya?”

“Malaikat,” jawab para Sahabat.

“Bagaimanalah para malaikat tidak beriman dengan Allah sedangkan mereka sentiasa hampir dengan Allah,” jawab baginda menafikan.

“Para nabi,” jawab Sahabat lagi.

“Bagaimanalah para nabi tidak beriman sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka.” Nabi membantah lagi jawapan Sahabat.

“Kami Sahabatmu?!” Jawab Sahabat lagi.

“Bagaimana kamu tidak beriman sedangkan aku berada di tengah-tengah kamu?” Jawab Nabi.

Akhirnya Rasul bersabda: “Makhluk paling ajaib imannya ialah mereka yang hidup sesudah aku. Mereka tidak pernah berjumpa tetapi beriman denganku. Tapi mereka mencintai aku melebihi anak dan orang-orang tua mereka. Mereka ialah Ikhwanku. Mereka membaca Al Quran dan beriman dengan semua isinya.” 1

“Wahai Abu Bakar,” Rasulullah bersabda, “Adakah kamu tidak akan merindui Ikhwanku itu kerana mereka juga mencintai engkau kerana engkau Sahabatku.” 2

Rasulullah SAW menyambung lagi: “Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman dengan aku. Dan berbahagialah tujuh kali orang-orang yang beriman dengan aku tapi tidak pernah berjumpa dengan aku.” 3

Ketahuilah sesungguhnya Rasulullah SAW itu amat merindui satu toifah dari umatnya yang datang di akhir zaman yang berakhlak seperti akhlak nabi-nabi dan berpegang teguh dengan jalan-jalan para siddiqin. Mereka ialah orang-orang ganjil di kalangan awamul muslimin.

1 Riwayat Abu Ya’la

2 Riwayat Ibnu Hajar Asqalani

3 Riwayat Imam Ahmad

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan
dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan
bertumbuh bersama karenanya…

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi
membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkanbesi,
demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan
diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti,
diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan
dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan
untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya
ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman,
tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan
dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita
membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi
mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih
dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan
dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati,
namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun
ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

By : Ridwan
lokasi : PP Babussalam
Call : +623314085554, +623419558378, +6285731040914

0 komentar: